Blogger Template by Blogcrowds.

Keberhasilan Pembangunan Kalteng Milik Rakyat

Senin, 10 Mei 2010

Jika lima tahun lalu perjalanan jalur darat dari Palangka Raya-Asam Baru, Kabupaten Seruyan, sepanjang 345km memerlukan waktu sembilan jam, sekarang hanya 4,5 jam. Rombongan Wakil Gubernur Kalteng Achmad Diran, Sabtu (8/5), membuktikannya.

Rombongan Wagub yang menghadiri peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong VII, Hari Keluarga Nasional XVII, dan Program Mamangun Tuntang Mahaga Lewu III di Desa Asam Baru, Kecamatan Danau Seluluk, Kabupaten Seruyan, Sabtu (8/5), bertolak dari Palangka Raya pukul 05.30 WIB bersama sejumlah pejabat dan wartawan. Perjalanan yang diikuti belasan mobil itu tiba di Desa Asam Baru pukul 10.00 WIB.

Diran menyampaikan hal itu di depan ribuan warga Kabupaten Seruyan yang didominasi pekerja sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Danau Seluluk dan sekitarnya. Dipaparkan, kondisi pembangunan infrastruktur jalur trans Kalimantan poros selatan sepenjang 820km dari batas Kalsel hingga batas Kalbar selama kepemimpinan Teras-Diran tidak membeda-bedakan dan hanya mempertimbangkan satu tujuan, untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Kalteng.

Dicontohkan, perkembangan pembangunan jalan Palangka Raya-Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, yang sebelumnya ditempuh dengan waktu minimal 12 jam sekarang mampu dilalui hanya tujuh jam. Demikian pula dengan jalur lainnya, Palangka Raya-Buntok, Kabupaten Barito Selatan, sepanjang 199km sekarang bisa dilewati tiga jam, jauh sebelum ada peningkatan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang harus memutar arah melalui Banjarmasin, Kalsel. “Buktinya, selisih harga karet antara Desa Timpah, Kabupaten Kapuas, dan Palangka Raya hanya seribu rupiah. Semua itu karena pembangunan telah mampu mendukung perekonomian,” kata Diran disambut tepuk tangan meriah ribuan warga.

Selain itu, peningkatan sarana infrastruktur juga dilakukan di Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya yang melayani rute Palangka Raya-Jakarta, Palangka Raya-Surabaya, dan Palangka Raya ke sejumlah bandara perintis di Kalteng. Maskapai penerbangan sekarang ada Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Batavia Air, Lin Air, dan Kalstar.

Bukti keberhasilan pembangunan Kalteng yang lain, provinsi ini mampu menekan angka kemiskinan dari 10,73 persen di tahun 2005 menjadi 7,02 persen pada 2009. Kondisi ini, menurut Diran, membuat jaringan perbankan jumlahnya turut meningkat seiring peningkatan ekonomi warga di Kalteng.

“Saat ini sudah ada 23 jaringan layanan perbankan di Kalteng dan tahun 2010 akan ada penambahan 14 jaringan, sehingga menjadi 37. Termasuk akan dibuka di Desa Sebabi dan Kecamatan Kotawaringin Lama,” jelas Diran.

Dalam kesempatan itu, Diran mengharapkan warga Kalteng, khususnya di Kabupaten Seruyan tidah mudah tergiur dengan tawaran perusahaan perkebunan kelapa sawit maupun oknum tertentu untuk menjual tanah miliknya.

Sebaliknya, Diran menyarankan warga untuk menjadi mitra perusahaan perkebunan kelapa sawit melalui plasma. Dengan keikutsertaan warga dalam program plasma perusahaan hasilnya akan bisa dinikmati secara turun temurun dan berbeda jika dijual ke perusahaan meski harga tinggi sekalipun, hal itu hanya bisa dinikmati sesaat.

Kehadiran Diran juga tak disia-diakan warga, dalam sesi dialog, Ida, warga Desa Tanjung Hara, Kecamatan Danau Seluluk meminta Pemprov maupun Pemkab Seruyan menghapuskan sistem buruh harian lepas (BHL) yang dinilai merugikan nasib warga karena jika perusahaan kelapa sawit tidak membutuhkan tenaga mereka, akan dilakukan pemutusan kerja secara sepihak.

Menjawab pertanyaan warga, Diran dan Bupati Seruyan Darwan Ali mendaulat pimpinan perusahaan perkebunan kepala sawit yang hadir untuk menjawab langsung keluhan warga. Jika PT Bina Sawit bersedia tidak melakukan pemutusan kerja dengan warga, PT Musirawas dan PT Agro Indomas justru mengaku keberatan dengan itu. Alasannya, kadang warga tidak konsisten dengan pekerjaannya dan meninggalkan jika masuk musim berladang.

Dalam peringatan itu, Diran juga menyerahkan bantuan kepada warga Kabupaten Seruyan berupa bibit pohon, perlengkapan olahraga, sekolah, pupuk, dan sejumlah peralatan pengembangan pertanian. (anr)

0 komentar:

Posting Komentar