Blogger Template by Blogcrowds.

Relokasi Desa Terpencil Kalteng

Jumat, 05 Maret 2010

PALANGKARAYA – Desa terpencil di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang jaraknya terlalu jauh yang benar-benar sulit dijangkau akan direlokasi ke tempat yang strategis lebih dekat. Ini agar program pembangunan mudah menjangkau sehingga kedepannya desa terpencil itu cepat berkembang dan maju.

“Pemprov Kalteng mempertimbangkan upaya relokasi ini. Kalau memang desa-desa itu yang memang berat sekali untuk dibangun, tidak tertutup kemungkinan untuk direlokasi," kata Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang, di Palangkaraya, kemaren.

Menurut Teras Narang , kebijakan memindahkan lokasi desa terpencil itu terpaksa akan dilakukan terhadap daerah-daerah sulit dijangkau semua akses transportasi serta tidak memiliki sarana-prasarana infrastruktur desa memadai.



Daerah yang tercatat memiliki desa terpencil dan sangat sulit dijangkau akses transportasi yakni Kabupaten Murung Raya, Barito Utara, Kapuas, Gunung Mas, Seruyan, Katingan, dan Lamandau, yang rata-rata juga jauh dari ibu kota Kalteng di Palangkaraya.

Relokasi dilakukan untuk lebih mendekatkan desa dengan desa lain atau pusat perekonomian terdekat sehingga warga di desa terpencil tidak lagi mengalami kesulitan memperoleh sandang dan pangan.

Selain itu, upaya pembangunan juga dapat berjalan lebih cepat karena jangkauan wilayah yang dekat dengan pusat pemerintahan atau perekonomian yang telah ada.

Teras menyatakan pemerintah daerah harus siap merelokasi desa terpencil di wilayah itu, dengan catatan, kondisi desa itu sangat memprihatinkan, terisolasi dari daerah lain serta sulit diupayakan pembangunan infrastrukturnya.

Kasus relokasi desa diantaranya pernah terjadi di Desa Parahau, Kecamatan Sumber Barito, Kabupaten Murung Raya, yang sering mengalami rawan pangan yang akhirnya dipindah ke daerah yang dekat dengan wilayah perkotaan.

Sebelumnya, Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalteng Moses Nicodemus mengatakan, upaya relokasi secara bertahap juga perlu dilakukan terhadap warga masyarakat yang tinggal di bantaran-bantaran sungai yang rawan diterjang banjir.

"Secara bertahap kami akan mengarahkan warga agar pindah ke wilayah yang lebih aman termasuk mendorong agar warga mau mengembangkan perkebunan di lahan yang kritis guna meningkatkan daya serap tanah," kata Moses Nicodemus.

Diakuinya bila kawasan serapan air di Kalteng masih kurang akibat pengelolaan kawasan hutan yang tidak arif puluhan tahun lalu sehingga banyak lahan kritis kini terlantar dan justru menyebabkan bencana.

“Pengelolaan kawasan kritis menjadi kawasan produktif tersebut diharapkan juga dapat menghindari dampak bencana yang mungkin ditimbulkan alam seperti banjir dan kebakaran lahan,” timapalnya.

0 komentar:

Posting Komentar